Gejala kanker rahim tidak spesifik. Studi terbaru menunjukkan bahwa penderita kanker rahim biasanya mengalami gejala berikut ini secara menetap:
Tekanan abdomen (merasa penuh, bengkak atau kembung)
Perasaan ingin buang air kecil terus menerus
Gejala lainnya meliputi:
- Gangguan pencernaan yang menetap (gas atau mual)
- Perubahan kebiasaan BAB tanpa alasan jelas, seperti sembelit
- Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
- Rasa sakit selama hubungan intim (dispareunia)
- Lemas & letih lesu yang berkelanjutan
- Sakit pada daerah sekitar pinggang/panggul
- Perubahan dalam siklus menstruasi
KAPAN HARUS KE DOKTER ?
Kunjungi dokter Anda jika Anda merasakan gejala perut bengkak, kembung, sakit pada perut/panggul yang terus-menerus selama lebih dari beberapa minggu. Jika dokter tidak menemukan diagnosa kanker rahim, pastikan Anda mendapat second opinion. Pasti dokter melakukan pemeriksaan panggul Anda.
Dokter mungkin merekomendasikan satu atau lebih dari tes berikut untuk mendiagnosa kanker rahim:
Ultrasonografi (USG).
Penanda tumor CA-125. Banyak wanita dengan kanker rahim memiliki kadar CA 125 yang abnormal dalam darah mereka.
CT SCAN atau MRI
Jika tes ini mengarah ke kanker rahim, akan dilakukan operasi (laparaskopi) dimana diambil sayatan kecil di perut dan eksplorasi rongga perut untuk menentukan apakah kanker ada. Jika kanker rahim terkonfirmasi, ahli bedah dan ahli patologi akan mengidentifikasi jenis tumor dan menentukan apakah kanker telah menyebar.
STADIUM KANKER RAHIM
Stadium I. Kanker terbatas pada satu atau kedua ovarium.
Stadium II. Kanker telah menyebar ke lokasi lain di panggul, seperti rahim atau saluran tuba.
Stadium III. Kanker telah menyebar ke selaput perut (peritoneum) atau ke kelenjar getah bening dalam perut.
Stadium IV. Kanker ovarium telah menyebar ke organ di luar perut.
1. OPERASI PEMBEDAHAN
Secara umum, penderita kanker rahim memerlukan pembedahan luas yang mencakup pengangkatan kedua ovarium, saluran tuba dan rahim serta kelenjar getah bening di dekatnya dan lipatan jaringan lemak perut yang dikenal sebagai omentum, di mana kanker rahim sering menyebar.
pembedahan yang llebih modern bisa dilakukan dengan hanya mengambil sel kankernya saja tapi belum bisa di lakukan di indonesia, melainkan di singapura yang sudah lebih maju dalam bidang tersebut.
2. KEMOTERAPI
Setelah operasi, kemungkinan besar Anda akan menjalani kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Rejimen awal untuk kanker rahim mencakup kombinasi carboplatin (Paraplatin) dan paclitaxel (Taxol) disuntikkan ke dalam aliran darah (intravena). Efek samping - termasuk sakit perut, mual dan muntah - mungkin dapat terjadi.
3. RADIASI
Radiasi biasanya tidak dianggap efektif untuk kanker rahim.
Sumber : dr.Dwi Hadi (dosen AKBID YPSDMI GARUT-JABAR)
Artikel Terkait:
Like dan Berikan Komentar