Sunday, September 18, 2011

Makalah Konsep Kebidanan Tentang Perkembangan kebidanan di Australia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

    Perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan nasional maupun internasional terjadi begitu cepat. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan dipahami oleh petugas kesehatan khususnya bidan yang bertugas sebagai bidan pendidik maupun bidan di pelayanan.

    Salah satu faktor yang menyebabkan terus berkembangnya pelayanan dan pendidikan kebidanan adalah masih tingginya mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin, khususnya di negara berkembang dan di negara miskin yaitu sekitar 25-50%.

    Mengingat hal diatas, maka penting bagi bidan untuk mengetahui sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan karena bidan sebagai tenaga terdepan dan utama dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi diberbagai catatan pelayanan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal dan bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan serta meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai.

1.2 Tujuan
   Mempelajari dan memahami sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan yang terjadi dalam lingkup Internasional khususnya di negara Australia

1.3 Rumusan Masalah
      Bagaimana sejarah perkembangan bidan di Australia?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pelayanan Bidan di Australia
      Florence Nightingale adalah pelopor kebidanan dan keperawatan yang dimulai dengan tradisi dan latihan-latihan pada abad 19. Tahun 1824 kebidanan masih belum di kenal sebagai bagian dari pendidikan medis di Inggris dan Australia dimulai pada tahun 1862. Lulusan itu dibekali dengan pengethuan teori dan praktek. Pendidikan Diploma Kebidanan dimulai tahun 1893, dan sejak tahun 1899 hanya bidan sekaligus perawat yang terlatih yang boleh bekerja di rumah sakit.

   Sebagian besar wanita yang melahirkan tidak di rawat dengan selayaknya oleh masyarakat. Ketidakseimbangan seksual dan moral di Australia telah membuat prostitusi berkembang dengan cepat. Hal ini menyebabkan banyak wanita hamil di luar nikah dan jarang mereka dapat memperoleh pelayanan dari bidan atau dokter karena pengaruh sosial mereka atau pada komunitas yang terbatas.

    Pada dasarnya Australia sudah pada titik perubahan terbesar pada pendidikan kebidanan, sistem ini menunjukkan bahwa seorang bidan adalah seorang perawat yang teregistrasi dengan kualifikasi kebidanan. Konsekuensinya, banyak bidan-bidan yang telah mengikuti pelatihan di Amerika dan Eropa tidak dapat mendasar tanpa pelatihan perawatan. Siswa-siswa yang mengikuti pelatihan kebidanan pertama kali harus terdafatar sebagai perawat.

     Kebidanan swasta di Australia berada pada titik awal kritis pada tahun 1990 berjuang untuk bertahan pada waktu perubahan besar. Profesi keperawatan di Australia menolak hak bidan sebagai identitas profesi yang terpisah. Dengan kekuatan penuh, bidan-bidan yang sedikit militan tersupport untuk mencapai kembali hak-hak wewenang mereka dalam melakukan pertolongan persalinan.

    Pendidikan kebidanan di Australia terpengaruh oleh model kolonialisme Inggris terhadap penerimaan pendidikan perawat. Tidak ada perawat tanpa kebidanan dan kebidanan tanpa keperawatan.

    Mulai tahun 1990 ada kebidanan direct entry dimana memisahkan pendidikan kebidanan dan keperawatan. Pendidikan bidan di Australia dimulai dengan Basic perawat ditambah 2 tahun.

   Sejak tahun 2000 telah dibuka University of Technology of Sidney yaitu S2 (Doctor of Midwifery).Florence Nightingale adalah pelopor kebidanan dan keperawatan yang dimulai dengan tradisi dan latihan-latihan pada abad 19. Tahun 1824 kebidanan masih belum di kenal sebagai bagian dari pendidikan medis di Inggris dan Australia dimulai pada tahun 1862. Lulusan itu dibekali dengan pengethuan teori dan praktek. Pendidikan Diploma Kebidanan dimulai tahun 1893, dan sejak tahun 1899 hanya bidan sekaligus perawat yang terlatih yang boleh bekerja di rumah sakit. Sebagian besar wanita yang melahirkan tidak dirawat dengan selayaknya oleh masyarakat. Ketidakseimbangan seksual dan moral di Australia telah membuat prostitusi berkembang dengan cepat. Hal ini menyebabkan banyak wanita hamil di luar nikah dan jarang mereka dapat memperoleh pelayanan dari bidan atau dokter karena pengaruh social mereka atau pada komunitas tyang terbatas, meskipun demikian di Australi bidan tidak bekerja sebagai perawat, mereka bekerja sebagaimana layaknya seorang bidan. Pendapat bahwa seseorang bidan haru reflek menjadi seorang perawat dan program pendidikan serta prakteknya banyak di buka di beberapa tempat dan umumnya dibuka atau disediakan oleh Non Bidan.

2.2 Pendidikan bidan di Australia
    Kebidanan di Australia telah mengalami perkembangan yang mengalami pesat sejak 10 tahun terakhir. Dasar pendidikan telah berubah dari traditional hospital base programme menjadi tertiary course of studies menyesuaikan kebutuhan pel;ayanan dari masyarakat. Tidak semua institusi pendidikan kebidanan di Australi telah melaksanakan perubahan ini, beberapa masih menggunakan proram pendidikan yang berorientasi pada rumah sakit. Kurikulum pendidikan disusun oleh staf akademik berdasarkan pada keahlian dan pengalaman mereka di lapangan kebidanan. Kekurangan yang dapat dilihat dari pendidikan kebidanan di Australia hampir sama dengan pelaksanaan pendidikan bidan di Indonesia. Belum ada persamaan persepsi mengenai pengimplementasian kurikulum pada masing-masing institusi, sehingga lulusan bidan mempunyai kompetensi klinik yang berbeda tergantung pada institusi pendidikannya. Hal ini ditambah dengan kurangnya kebijaksanaan formal dan tidak adanya standar nasional menurut National Review of Nurse Education 1994, tidak ada direct entry.

    Pada tahun 1913 sebanyak 30% persalinan ditolong oleh bidan. Meskipun ada peningkatan jumlah dokter yang menangani persalinan antara tahun 1900 sampai 1940, tidak ada penurunan yang berarti pada angka kematian ibu dan bidanlah yang selalu disalahkan akan hal itu. Kenyataannya wanita jelas menengah ke atas yang ditangani oleh dokter dalam persalinannya mempunyai resiko infeksi yang lebih besar daripada wanita miskin yang ditangani oleh Bidan.

2.3. Masalah Profesional
     Tugas pertama yang sulit adalah meneliti kembali nama bidan itu sendiri, itu tidak sama dengan ketika latihan dalam praktek kebidanan. Bidan sangat penting di pelayanan kesehatan sejak Perang Dunia II dan proporsi yang besar di rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan untuk daerah sekitar rumah sakit tersebut. Peningkatan rumah sakit dan persatuan perawat dan peningkatan ahli kebidanan yang lebih menekankan pada teknologi menyebabkan mundurnya kebidanan. Tapi situasi itu berakhir pada saat Amerika Utara menilai kepemimpinan perawat dan kepemimpinan bidan yang memutuskan bahwa bidan berhak mendapat penghargaan pertama dan penghargaan kedua diberikan kepada keperawatan. Penghargaan itu sangat penting untuk peningkatan profesi kebidanan.

   Kita tahu di beberapa negara mengkombinasikan keperawatan dan kebidanan dalam seorang tenaga kesehatan, hal itu terjadi di pulau kecil. Pelatihan klinik sekarang semakin baik menuju standar internasional sedikit lebih baik daripada masa yang lalu.

2.4 Pengembangan Profesi Bidan
     Pemerintah melihat adanya peningkatan kebidanan dengan pemberian asuhan yang bermanfaat. Shearman Report (NSWI, 1989) telah menemukan cara awal untuk mengatur strategi perawatan yang berkesinambungan. Having a baby in Victoria (Depkes Viktoria, 1990) melaporkan sebuah revie pelayanan kesehatan di Viktoria yang dibutuhkan pada orientasi pelayanan kesehatan pada wanita dan keluarga. Maksudnya pemeliharaan kesehatan yang lebih baiki. “Perawatan efektif pada kelahiran” CNH dan MRC, 1996 menyimpulkan bahwa perawatan yang berkesinambungan akan menjadi tujuan perawatan kesehatan ibu.

2.5 Masalah Regional
     Negara tetangga Australia yaitu Papua Nugini, Pulau Solomon memiliki angka kematian yang sangat tinggi. Rosaline Lapar, seorang pemenang piagam Maria Gibran pada ICM di Oslo yang sekarang sedang berada di Universitas Teknologi Sidney menunjukkan sebuah video yang digunakan untuk melatih asisten bidan di desa dengan cara ibu berbaring setelah melahirkan kepala dan bahu, dan melahirkan plasenta dengan menarik tali pusat secara terkendali. Cara ini banyak diakui oleh negara bagian Barat yang mengatakan hal ini tidak hanya berbeda dari biasanya untuk pendidikan bidan di Australia. Mahasiswa kebidanan harus menjadi perawat dahulu sebelum mengikuti pendidikan bidan, Sebab di Australia, kebidanan masih menjadi sub spesialisasi dalam keperawatan (maternal and child helath). Didalamnya termasuk pendidikan tentang keluarga berencanam, kesehatan wanita, perawatan ginekologi, perawatan anak, kesehatan anak dan keluarga, serta kesehatan neonatus dan remaja. Adanya peraturan ini semakin mempersempit peran dan ruang kerja bidan.

Literatur yang tersedia bagi mahasiswa kebidanan masih kurang. Kurikulum yang ada dirasakan hanya sesuai untuk mahasiswa pemula atau menengah saja, sehingga kadang-kadang mahasiswa yang telah terlatih di keperawatan kebidanan diberikan porsi yang sama seperti pemula atau sebaliknya. Mahasiswa yang sebelumnya telah mendapatkan pendidikan kebidanan di keperawatan akan membawa konsep “sakit”. Transisi dari filosofi “sakit” ke filosofi “sehat” dalam kebidanan sedikit banyak menyulitkan mahasiswa.

Beberapa tahun setelah Australia mengadakan pelatihan kebidanan, datang para pendidik yang membuka universitas yang memiliki cara tersendiri untuk menghasilkan tenaga yang berkualitas. Pada waktu yang sama pemerintah mendukung bidan dalam memperluas peran mereka. Luasnya pengalaman klinik cukup diterima masyarakat dibeberapa tempat tetapi juga mengurangi resiko yang akan terjadi. Satu hal lagiyang perlu diketahui bahwa persalinan di desa tersebut ibu berbaring di daun pisang yang bersih atau sprei.

Di negara Barat terdapat peraturan dimana wanita melahirkan tidak boleh ditemani oleh keluarganya, tetapi ada beberapa negara yang menganggap peraturan ini tidak efektif dan mengatakan bahwa ibu bersalin perlu ditemani oleh suami atau anggota keluarganya.

2.6. Penerapan Penelitian Kedalam Praktek
    Akhir dari masalah bidan di kawasan ini adalah penerapan penelitian ke dalam praktek, misalnya pada video yang digunakan di Papua Nugini yang berisi anjuran kepada bidan untuk meninggalkan tradisi mereka dan memandang pada fakta-fakta yang ada.

   Keberadaan bidan di negara ini masih dipertanyakan karena adanya pengaruh medicalisasi. Perawat kebidanan tidak boleh meniolong persalinan.

     Pendidikan kebidanan di Australia setingkat Universitas, mahasiswanya berasal dari lulusan degree perawat dan 2 tahun bidan, sedangkan pada tingkat direct entry, masih sering dipertanyakan oleh perawat. Pada tahun 2000, di University Of Technology Of Sidney, telah terbentuk S2 Kebidanan (Doctor of Midwifery).

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Sejarah singkat kebidanan di Australia dapat disimpulkan sebagai berikut:
Florence Nightingale : Pelopor kebidanan dan keperawatan yang dimulai dengan tradisi dan latihan-latihan pada abad 19

Tahun 1824 : Kebidanan masih belum di kenal sebagai bagian dari pendidikan medis di Inggris dan Australia, kebidanan masih didominasi oleh profesi dokter.

Tahun 1862 : Pendidikan bidan pertama kali di Australia dimulai. Lulusan itu dibekali dengan pengetahuan teori dan praktek.

Tahun 1893 : Pendidikan Diploma Kebidanan dimulai

Tahun 1899 : Hanya bidan sekaligus perawat yang telah terlatih yang boleh bekerja di rumah sakit.

Tahun 1990 : Mulai ada kebidanan direct entry dimana memisahkan pendidikan kebidanan dan keperawatan. Pendidikan bidan di Australia dimulai dengan Basic perawat ditambah 2 tahun.

Tahun 2000 : Telah dibuka University of Technology of Sidney yaitu S2 (Doctor of Midwifery).


Cari Artikel Lainnya Disini,,


Artikel Terkait:

Like dan Berikan Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More